riky hambali samosir

selamat datang di blog riky h.s

Minggu, 02 Juli 2017

       Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

          Pendidikan Anak Berkebutuhan    Khusus

    Riky hambali samosir
           Nim: 161301100
       Psikologi pendidikan
                   USU

(Resume 2)
Siapakah Anak yang Menderita Ketidakmampuan itu?
 Istilah disability  (ketidakmampuan) dan handicap (cacat) dulu - dulunya merupakan istilah yang dipakai secara bersama, namun saat ini itu dianggap berbeda. Disability adalah keterbatasan (ketidakmampuan) personal yang membatasi pelaksanaan fungsi seseorang. Sedangkan handicap adalah kondisi yang dinisbahkan pada orang yang menderita ketidakmampuan. Biasanya disebut sebagai anak berkebutuhan khusus atau pelajar yang tidak biasa.
Beberapa jenis ketidakmampuan dan gangguan (disorder) sbb:

1.      Gangguan Indra
Gangguan penglihatan

Beberapa murid mungkin memiliki problem visual yang menuntutnya untuk menggunakan kacamata. Tetapi ada segelintir murid yang menderita gangguan visual serius dan dikategorikan rusak penglihatannya. Ini disebut dengan low vision dan murid buta.
Anak low vision hanya dapat melihat huruf – huruf yang besar atau dengan bantuan kaca pembesar. Untuk anak yang " buta sacara edukasional" (educationally blind)   tidak bisa menggunakan penglihatan mereka untuk belajar dan harus menggunakan pendengaran dan sentuhan untuk belajar. Untuk pendengaran, mereka menggunakan buku rekaman (recorder textbook) dan untuk penglihatannya, digunakan huruf Braille. Namun, salah satu persoalan dalam pendidikan murid yang buta adalah rendahnya penggunaan Braille dan sedikitnya guru yang menguasai Braille dengan baik.

Gangguan pendengaran .

Pendekatan pendidikan untuk membantu anak yang punya masalah pendengaran terdiri dari 2 kategori : pendekatan oral dan pendekatan manual. Pendekatan oral antara lain menggunakan metode membaca gerak bibir, speech reading (menggunakan alat visual untuk mengajar membaca) dan sebagainya. Pendekatan manual adalah dengan bahasa isyarat dan mengeja jari (finger spelling).

2.      Gangguan Fisik
Gangguan ortopedik

Biasanya berupa keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi. Salah satu contoh gangguan ortopedik adalah cerebral palsy. Cerebral palsy adalah gangguan yang berupa lemahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah dan goyah (shaking) atau bicaranya tidak jelas.

Gangguan kejang-kejang

Salah satu jenis gangguan kejang-kejang yang paling kerap dijumpai adalah epilepsi. Epilepsi, yaitu gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor atau kejang-kejang.

3.      Retardasi Mental

Retardasi mental, yaitu kondisi sebelum 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan (biasanya nilai IQ-nya di bawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari.

Klasifikasi dan tipe retardasi mental
 Retardasi mental dikelompokkan menjadi retardasi ringan, sedang, berat dan parah. Anak dengan retardasi berat kemungkinan besar juga menunjukkan tanda-tanda keadaan neurologis, seperti cerebral palsy, epilepsi, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, atau cacat bawaan metabolis lainnya yang memengaruhi sistem saraf pusat.

Penyebab

Retardasi mental disebabkan oleh faktor genetik dan kerusakan otak.
Faktor Genetik :
Down syndrome >> bentuk retardasi mental yang ditransmisikan secara genetik sebagai akibat adanya kromosom ekstra
Fragile x syndrome >> bentuk retardasi mental yang ditransmisikan secara genetik sebagai akibat dari kromosom x yang tidak normal.

Kerusakan Otak :
Fetal alcohol syndrome >> serangkaian ketidaknormalan, termasuk retardasi mental dan ketidaknormalan wajah, yang menimpa anak dari ibu yang suka minum minuman beralkohol selama kehamilan.

4.      Gangguan Bicara dan Bahasa

Gangguan bicara dan bahasa adalah sejumlah masalah problem bicara (seperti gangguan artikulasi, gangguan suara dan gangguan kefasihan) dan problem bahasa (kesulitan untuk menerima informasi dan bahasa bekspresif).
Gangguan artikulasi >> problem dalam melafalkan suara secara benar.
Gangguan suara >> gangguan dalam menghasilkan ucapan, yakni ucapan yang keras, kencang, terlalu keras, terlalu tinggi, atau terlalu rendah nadanya.
Gangguan kefasihan >> gangguan yang biasanya disebut “gagap”
Gangguan bahasa >> kerusakan signifikan dalam bahasa reseptif atau bahasa ekspresif anak.
Bahasa reseptif >> resepsi dan pemahaman bahasa.
Bahasa ekspresif >> kemampuan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan pemikiran dan berkomunikasi dengan orang lain.

5.      Gangguan Belajar

Learning disability, yaitu ketidakmampuan dimana anak : (1) punya inteligensi normal atau diatas rata-rata, (2) kesulitan setidaknya dalam satu atau lebih mata pelajaran dan (3) tidak punya problem atau gangguan lain, seperti retardasi mental, yang menyebabkan kesulitan.
Salah satu gangguan belajar adalah dyslexia. Dyslexia berarti kerusakan berat dalam kemampuan membaca dan mengeja. Banyak strategi intervensi yang difokuskan untuk meningkatkan kemampuan membaca anak.

6.      Attention Deficit Hyperactive Disorder

Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD) adalah ketidakmampuan dimana anak secara konsisten menunjukkan satu atau lebih ciri-ciri berikut ini : (1) kurang perhatian ; (2) hiperaktif dan ; (3) impulsif.

7.      Gangguan Perilaku dan Emosional

Problem serius dan terus menerus yang berkaitan dengan hubungan , agresi, depresi, ketakutan yang berkaitan dengan persoalan pribadi atau sekolah, dan juga berhubungan dengan persoalan pribadi atau sekolah, dan juga berhubungan dengan karakteristik sosio-emosional.

Anak berbakat (gifted)

Kriteria anak berbakat ini sangat berbeda dengan anak berkebutuhan khusus yang telah dibahas sebelumnya. Anak - anak berbakat (gifted) memiliki kecerdasan diatas rata-rata (biasanya memiliki IQ diatas 130) dan bahkan memiliki bakat yang unggul di beberapa bidang, seperti seni musik, seni lukis, matematika atau bidang lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar